Masih banyak orang mengira Pare sama dengan Parepare. Padahal dua kota ini berada di tempat yang berbeda dan saling berjauhan. Pare berada di Jawa Timur sedangkan Parepare di Sulawesi Selatan. Namun keduanya terlihat dekat di peta. Seperti mantan, jauh di mata dekat di hati. #ehgimana?
Pare bagi sebagian orang dikenal dengan julukan English Village atau Kampung Inggris. Banyak pula yang beranggapan bahwa warga di Pare berbahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari, namun sebenarnya tidak seperti itu. Julukan itu disematkan karena ada banyak sekali lembaga kursus bahasa inggris di sana.

Tersebutlah Bapak Kalend Osen yang memulai komunitas ini di Desa Pelem yang kemudian menyebar ke Desa Tulungrejo. Ide awalnya adalah ingin membentuk komunitas berbahasa asing, tak hanya bahasa inggris. Lembaga pendidikan beliau yang bernama Basic English Course (BEC) berdiri sejak tahun 1977 hingga sekarang dan amat dikenal menghasilkan lulusan terbaik. Tak gampang memasuki BEC, peminatnya harus menunggu tiga bulan untuk bisa belajar intensif dengan peraturan super ketat di sana. Selain bahasa inggris, juga ada bahasa asing lainnya seperti bahasa Korea, Jepang, Mandarin, dan Arab. Jadi sebenarnya kampung ini lebih tepat dijuluki Kampung Bahasa.
Ada lebih dari seratus lembaga kursus bahasa di Pare. Dan mereka menerima pendaftaran secara online dengan periode belajar setiap tanggal 10 dan 25 setiap bulannya dengan masa belajar umumnya 2 minggu dan 1 bulan. Beberapa lembaga dengan kualitas sistem belajar dan instruktur yang bisa dikatakan lebih baik dari yang lainnya dapat diperiksa di beberapa website seperti di bawah ini:
- visitpare.com
- kampunginggris.co.id
- kampung-inggris.com
Hampir semua lembaga menyediakan paket belajar berikut fasilitas asrama. Tapi untuk makan dan biaya lain-lainnya tidak termasuk dalam paket. Namun biaya hidup di Pare pun terbilang murah. Bagi orang Sumatra, biaya hidup di Pare ini murah pakai banget! Nasi pecel saja hanya limaribu rupiah. Jika ingin hidup sehat dengan kombinasi 3 sehat, cukup bayar sepuluhribu untuk sekali makan. Tambahkan limaribu lagi jika ingin kombinasi 4 sehat dengan membeli jus buah di kios-kios pinggir jalan.
Tinggal di asrama adalah pengalaman yang paling seru. Tapi yah tergantung pada lembaga kursusnya juga sih. Karena setiap asrama/camp memiliki peraturan yang berbeda-beda. Ada yang memberlakukan english zone selama 24 jam dan hukuman bagi yang melanggar dan ada yang aturannya tidak dijalankan sama sekali. Seperti yang berlaku di camp 11 pada lembaga kursus bahasa Marvelous. Setiap kata bahasa Indonesia yang diucapkan dalam zona wajib berbahasa inggris akan dihitung dan setiap akumulasi tertentu akan menerima hukuman. Seperti bernyanyi atau berbicara lantang di pinggir jalan dalam bahasa inggris. Paling parah hukuman merayu cewek dari tempat kursus lain. Aturan ini seperti menjadi ladang ‘amal’ untuk mengerjai teman-teman seasrama dan antar asrama.
Sarana olahraga pun tersedia dan murah. Sepaket dengan transportasi harian bagi pelajar, yaitu sepeda. Sepeda dapat disewa perbulan dengan tarif tergantung jenis dan kondisi sepeda. Pandai-pandai menawar saja. Paling murah tarif sewa sepeda mulai dari enampuluh ribu rupiah per bulan (April 2015). Sepuluh menit bersepeda dari Tulungrejo, ada sebuah lapangan bola yang setiap pagi dan sore dijadikan jogging track atau main futsal di arena futsal di dekan Mesjid Agung Pare. Jika ingin berenang, tak jauh dari lapangan bola, ada kolam renang dengan tarif limaribu perorang.
Bisa ke mana saja saat akhir pekan di Pare?
Jam belajar di Marvelous dimulai dari jam 05.30 dan berakhir pada jam 21.00 setiap harinya-dari senin sampai jumat. Mungkin setiap lembaga memiliki jam belajar yang berbeda. Hari sabtu dan minggu adalah hari libur yang dimanfaatkan untuk jalan-jalan. Berikut adalah beberapa tempat di Pare dan sekitarnya yang dapat dikunjungi.
Candi Surowono
Candi Hindu ini berada di Desa Canggu. Jaraknya sekitar lima kilometer dari Tulungrejo yang ditempuh kurang lebih tigapuluh menit bersepeda melalui jalan pedesaan dan perkebunan jagung. Biasanya instruktur di tempat kursus atau di camp akan mengajak para muridnya berjalan-jalan ke sana menggunakan sepeda. Candi yang dibangun pada abad ke 14 ini bernama asli Wishnubhawanapura dan hanya tersisa puing-puingnya saja.
Gua Surowono
Gua yang menjadi bekas kanal untuk Candi Surowono ini berada sekitar delapanratus meter dari candi. Bagi yang phobia gelap dan ruang sempit, tempat ini tidak direkomendasikan untuk dimasuki. Karena guanya hanya selebar badan dan kadang-kadang harus berjalan menyamping saking sempitnya. Gua ini dialiri air bening yang sejuk dan kedalamannya dapat mencapai dada. Ketinggian gua juga bervariasi sehingga membuat yang masuk harus menunduk bahkan merangkak sehingga membuat badan basah kuyup. Pergilah secara berombongan dan masuk gua ditemani guide. Karena di dalam gua ada banyak sekali lorong-lorong.
Simpang Lima Gumul
Tugu yang menyerupai Arc de Triomphe di Paris ini adalah ikon Kabupaten Kediri yang konon dibangun karena terinspirasi dari Raja Jongko Joyoboyo yang memerintah Kerajaan Kediri pada abad ke-12 yang menginginkan lima daerah di Kediri bersatu. Jaraknya dari Pare adalah 16,6 km. Bukan jarak yang dekat untuk perjalanan dengan sepeda ya kan? Tapi bersepeda ke sana dengan rombongan sekelas menjadi lebih menyasyikan. Ah jadi kangen sama kawan-kawan Marvel yang gila-gila itu.
Sedikit saran jika bersepeda ke Gumul: pakailah masker untuk mencegah radang tenggorokan akibat polusi dan suhu udara, dan lampu senter jika pergi pada malam hari.
Gunung Kelud
Gunung berapi aktif ini berada 40 km sebelah timur Pare. Gunung ini tercatat telah meletus lebih dari 30 kali dan terakhir kali meletus pada tahun 2014 yang meninggalkan beberapa puncak di sekitar kawah. Mencapai gunung ini pun bisa ditempuh dengan sepeda motor yang dapat disewa di Pare. Tarifnya pada tahun akhir 2014 lalu mulai dari 60 ribu untuk sepeda motor matic. Waktu tempuhnya sih tergantung keahlianmu mengemudi dan mencari jalan. Kalau aku sih… tiga jam! Seperti biasa, setelah nyasar ke mana-mana tentu saja. Eheh!
Situs Trowulan
Perjalanan ke Trowulan memakan waktu kurang dari 2 jam dari Pare. Jaraknya sendiri sekitar 40 km dengan lalu lintas di jalan raya yang ramai. Situs ini adalah sebuah kompleks yang luas banget. Di kawasan ini berdiri candi-candi Hindu yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit dan sebuah museum yang memamerkan peninggalan-peninggalan pada masa kerajaan dulu. Puluhan arca dan bekas sebuah desa juga dapat kita amati di areal luar ruangan di Museum Majapahit ini.
Malang, Bromo, Kawah Ijen, dan sekitarnya
Jika kamu mengambil paket kursus bahasa di Marvelous, biasanya para instruktur mengadakan open trip ke Bromo, Pantai Merah, dan Kawah Ijen pada minggu kedua dengan harga yang murah. Jika tidak salah, Maret 2015 lalu tarifnya masih 150 ribu per orang. Berangkat jumat malam dan kembali minggu malam. Di lembaga kursus bahasa yang lain, ada pula yang mengadakan open trip ke Jogjakarta mengunjungi Prambanan dan Borobudur.
Selain tempat untuk belajar, Pare juga tempat berkumpulnya anak-anak dari berbagai provinsi di Indonesia. Orang Aceh sampai Papua bisa kamu jumpai di sini. Beragam suku, bahasa, dan tingkah laku bisa kita saksikan di kelas dan asrama. Bersama-sama selama satu bulan dengan kelakuan yang unik-unik dan membentuk hubungan bermacam-macam. Ada yang semakin akrab. Ada yang merenggang. Ada konflik dan drama yang semuanya bakal terkenang selamanya.
Bagi yang punya libur panjang dan bosan dengan rutinitas, cobain deh ke Pare.
Ini kapan ke sana, Citra? sdh lama kah? saya udah mulai suntuk lagi nih di Banda Aceh… kyaknya harus jalan-jalan lg. Kasih info lah bila bergerak lagi ya… hehe :D
Citra bulan April lalu, Bang. Coba aja bang daftar ke sana. Satu bulan aja. Seru tempatnya. Bisa kenal kawa-kawan dari banyak daerah. Dan bisa jalan-jalan juga. :D
Seru banget Mas Citra. Kursus bahasa Inggris tersebar dalam satu kampung. Siswa bisa pula menginap. Kalau libur jalan-jalan ke situs wisata :)
Betul, Kak Evi. Seru lah pokoknya. hehe
“Jam belajar di Marvelous dimulai dari jam 05.30 dan berakhir pada jam 21.00 setiap harinya-dari senin sampai jumat.” wow… lama sekali? kuliah yg cuma 3 SKS aja bikin ngantuk…. XD
Tapi itu programnya beda-beda, bang Mawi. Ada grammar, pronunciation, morning brainwash, dan lain-lain. Ada jam istirahatnya juga kok. :D
wew.. “morning brainwash” istilahnya kok ngeri >.<
Hahaha… itu sih kayaknya penyegaran gitu. Pas bangun pagi langsung dihajar sama permainan yang seru banget.
aku pengen banget ke kawah gunung kelud gag kesampaian kesampaian :D
Aku bela-belain ke sana sendirian karena udah penasaran. :D
wah mantaaap mas
Menariiik. Ini kampung tersohor banget ya. Maulah mampir ke sana nanti. Mau coba beli gado-gado. Nganu, kalo dalam bahasa Inggriskan biasanya lebih mahal, tak coba di sana nanti apa begitu jg atau nggak
Hahahaha…kalau pesen gado-gado dalam bahasa inggris ntar malah bingung si mboknya… haha
Citra belajarnya di Marvelous??
Saya alumninya marvelous loh kak…
Saya belajarnya tahun 2010 lalu….
ya Allah udah lama sekali ya.. haha.. Aku baru April lalu ke sananya. Instruktur kita pasti udah beda ya..
wah acara yang penuh kebersamaan ya :)
Serius belajar di sini ada drama nya juga? Wow, drama-wisata :-D
Hahahaha…dunia aja adalah sebuah panggung sandiwara, udah pasti dramalah semua yg di atas panggungnya. Mhehehehe
hahaha bias bias bisa
Yah, pernah ke Pare tapi cuman main ke Gunung Kelud dan Kota Kediri,,,, Kota Kediri kotanya kecil tapi cantik
Hm, 40km itu tidak terlalu jauh… *malah fokus dengan berapa kilometer jarak Trowulan dengan Pare*. Menarik, menarik! Meski saya lebih tertarik dengan percandian, gua, dan percandian lagi :haha. Tapi kursus bahasa Inggris di sini kayaknya lumayan mencerahkan hidup juga :haha. Btw kok itu SLG mirip dengan Arc du Triomphe, ya Mas? :hihi. Ada alasan khususnyakah? Tapi menarik juga karena di sana Prabu Jayabaya disebut-sebut…
Emang mirip banget. Alasan dibangunnya monumen berbentuk sama itu juga kurang jelas sih..
Saya bisa menerka beberapa alasan sih… tapi takut ah, nanti kena UU ITE :haha.
Mehehehehe…udah ah jangan suudzon. Apa pun alasannya, Gumul udah jadi tempat nongkrong paling hits anak-anak Kediri. See? Simpang Lima Gumul adalah pemersatu kawula muda… *haseeeeek… :p
Bener bangett.. Sudah agak lama sih.. temenku pernah cerita adiknya belajar bhs Inggris di Pare, aku kirain awalnya itu di Sulawesi hehe *tepok jidat*
Seru yaa.. Citra berarti sempat belajar bahasa di sana juga? Selain belajar jadi ketemu teman2 baru juga. Salut sama yg mengembangkan programnya… yang belajar udah dari mana-mana ya.
Iya. Seru banget hidup dan belajar di sana.
Ke Kediri Kakak Citra langsung banyak fansnya nih. Ahihi.
Ah manalah yang ngefans sama saya, Bang Chan. Bang Chan inilah idola yang sesungguhnya. Aku bangga pernah berjumpa sama kamu, Bang. :D
Aku baru tau kalo Pare dan Parepare itu beda :( Slap me pliiiis
Hahaha… selow Kak Eka. Yuk ah makan pare aja…
Jadi pulang dari pare bahasa inggrisnya udah lancar Kak Citra? Kalau begitu, aku mau juga kursus bahasa inggris di pare. :D
lama buanget nggak main ke rumahnya kak ocit. ternyata adling mengikuti jejakmu ke pare? wah wah… hahaha.
*malah nggosip*
Hahahaha…dan dia ternyata betah sekali di sana. Extend sampai 2016. :D
Makanan murah meriah ala Pare :D
http://lombokwandertour.com
Murah dan enak, Mas. :D
Untuk seumur aku masih bisa nggak ikutan? ini nanya serius lho hahaha. Atau untuk anak2ku aja ya. Kayaknya lebih tepat. Thanks infonya, Mas Citra. Sudah pernah dengar lama, tp baru ini baca lebih lanjut. Nice Sharing…
Umur berapa aja boleh ikut kok, Mbak. :)
Keren…. Saya pikir Citra udah ke Pare-pare :)
Doakan ajalah ya bisa ke Parepare. :p
emang enak banget tinggal di pare. makanannya serba murah
Benar banget, Mas Zamroni. Semua-semua serba murah. Bikin betah.
Wah jadi kepengen, kapan ya bisa kesana
Kapan aja bisa, Mbak. :)
dari dulu penasarna kesini cit
Ayo main-main ke Pare, Win. Cobain tinggal seminggu deh. Kan katanya kamu bisa bolos kerja kapan pun. Hahahaha
hus jangan bilang-bilang bos ku suka baca blog ku
Hahahahaha…semoga bosmu nggak mampit ke blog ku. 😅
klo mampir mate gue haha
Oh ternyata bukan hanya bahasa Inggris yah, yeah Korea. :D
saya beberapa tahun tinggal d sana. Sampe skarang masih aja pengen bisa tinggal di pare lagi. Soalnya enak banget. Selain itu memang makanan d sana serbah murah jadi betah & bisa dapet temen dari sabang sampe merauke. :)
Dan tinggal di sana pun enak ya Mas. Tenang dan nggak ribet. Enak deh pokoknya. :D
Wow…baca ceritamu tentang Pare jadi ingat anak muridku. Dia termotivasi ceritaku dan memperdalam bahasa Inggrisnya di sana. Sekarang sudah cas-cis-cus dia…kalah gurunya…hehehe…tapi senang mendengarnya.
oooh pare itu ternyata bukan hanya buah yang pahit dalam somay itu ya Cit? btw kamu putihan ya kak Citra :”>
hal2 positif seperti ini kayaknya bagus juga kalau dikembangkan di kampung halaman kak citra kan kak?
Iya, Kak. udah lama adek ga kenak matahari dan angin laut, kak. Banyak hal positif yang bisa dikerjakan di kampong, Kak. Tapi ya ga segampang yang kita harapkan. Balik lagi ke realitas psiko-sosial dan ekonomi di kampong kita yang berbeda karakteristiknya. Doakan ajalah adekmu ini bisa ngumpulin modal buat mengembangkan daerah ya, Kakak cantik sayang ulala cikalalalabumbum uwuwuwuwuw…
hueeksss
Biaya hidup memang masih murah di sana Mas, termasuk Malang pinggiran. Sehari bisa loh makan beberapa kali kalau sanggup hahaha.
Pasti ada drama juga ya Mas selama di sana, khususnya antar teman sekelompok, tapi setelah kelar, memang baiknya kudu terus dijaga persahabatannya :)