Jalan-jalan di Danau Toba kemarin itu aku terus-terusan mengulangi kebodohan yang sama. Malas bertanya dan sok tahu. Seperti ketika kesasar mencari Makam Raja Sidabutar pada hari pertama dan kedua, setelah sarapan di sebuah warung Padang, dengan yakin aku membawa motor terus ke arah barat tanpa melihat petunjuk jalan. Sampai akhirnya benar-benar yakin aku sudah terlalu jauh berjalan. Setelah sadar kesasar, biasanya cuma menghibur diri begini: “ah paling di depan ada belokan ke jalan raya”, “nanti belok ke kanan”, “gampang, nanti tanya-tanya orang di warung”. Tapi memang dasarnya malas ya, semua persimpangan dilewati, semua warung/kios dilewati, bukannya berhenti dan bertanya arah. Akhirnya malah capek sendiri. Bikin cepat lapar.
Karena berada di daerah wisata yang jauh dari pusat perkotaan, semua serba mahal. Makan seporsi nasi dengan lauk ikan goreng, biasanya paling banter hanya 10 ribu rupiah, tapi di Tuktuk, seporsi nasi itu dihargai 15 ribu rupiah. Jadi aku harus hemat-hemat agar bisa makan enak di hari terakhir. *tepuk-tepuk perut*
Setelah semua kesulitan yang aku lakukan sendiri, saatnya aku dibayar untuk itu. Layaknya buruh, akhir bulan menerima upah. Cuma bedanya aku yang membayar diri sendiri di akhir perjalanan. Caranya? Makaaaaan…
Buddha’s Café
Buddha’s Café berlokasi sekitar 15 menit dari Tuktuk. Es krimnya buatan sendiri dan teksturnya itu seperti es serut. Agak kasar-kasar. Meski datangnya agak lama, tapi jeda waktu bisa dihabiskan dengan berjalan-jalan di taman. Ada banyak tanaman bunga dan kolam-kolam ikan. Juga beberapa patung Buddha dan kaligrafi ayat-ayat Alquran di café ini.
Mengadem dengan makan es krim mango-coconut lambat-lambat sambil menyaksikan burung bangau lalu lalang di atas danau. Lumayan untuk memulihkan lelah.
Romlan Guesthouse
Aku sengaja melewatkan makan siang. Supaya lambung ini muat untuk pembalasan dendam setelah dua hari makan makanan serba roti tawar dan nasi. Dari postingan yang kubaca dari postingan Kak Noni, aku mencoba Guacamole yang katanya paling enak se-Samosir di Romlan Guesthouse.
Sesuai namanya, tempat ini memiliki penginapan di pinggir danau. Lokasinya agak masuk ke dalam. Tandai saja dinding yang bertuliskan Romlan. Tempatnya keren banget. Pas aku tiba di sana, suasananya seperti gabungan musim gugur dan semi. Dedaunan pohon besar di pinggir danau sedang gugur, tapi bunga-bunga bermekaran di mana-mana. Lapar parah, aku kalap memesan seporsi kentang goreng dan Guacamole. Aroy!
Rumba Pizza
Seporsi Guacamole yang heavenly enak sekali itu ternyata masih kurang. Perut masih krucuk-krucuk. Setelah melihat-lihat sekitar penginapan Romlan Guesthouse yang keren banget itu, aku melipir ke Rumba Pizza. Café ini berlokasi tidak begitu jauh dari Romlan. Tak sampai dua kilometer dan berada persis di pinggir jalan, bersama dengan café-café yang lain. Pizzanya juga juara! Kamu bisa pilih topping yang kamu suka. Hmm…yum yum!
pizzanya bikin ngiler siang begini
Duh…maafkan. Delivery aja, bang. :D
pake gojeeeeek antar provinsi bisa gag ya
Dugaan saya salah. Saya kira Samosir itu agak ke pedesaan, ternyata banyak makanan modern yang sesuai dengan selera wisatawan asing juga, dan penampilan makanan serta tempat makannya juga ciamik betul Mas :hehe. Jadi penasaran dengan Samosir, semoga suatu waktu nanti bisa kesampaian :amin.
Sama. Aku juga terkecoh. Ternyata tempatnya emang tempat wisata banget dan banyak cafe-cafe dengan cita rasa luar negeri di sana.
Sesuatu yang harus diekspos dan disebarkan info ke orang lain Mas :hehe. Terima kasih!
entah kenapa ane nggak percaya abang citra makan itu sendirian :))
#belumMoveOn :))
Jangan percaya sama manusia, Bang. Nanti tambah rukun iman. Hahaha
Awalnya aku agak-agak pusing, ini lagi di Samosir atau di luar negeri, makannya impor semua hehehe … Sluuurp :-)
Nama dan bahan bisa aja impor, tapi tetap made in Toba and it tastes soooo good… :p
Jadi pe na sa ran! hahaha :-)
Guacamole kuwi opo, mas? Tapi seems interesting. Jatuh cinta sama Guacamole dan danaunya, merangsang nafsu untuk membuka baju :D
Guacamole itu alpukat yg dicampur sama bawang, Nug. Dimakan sama cocolan semacam kue bawang gitu. Enak! :D
huaaaa kok makanannya tampak enak semuaaaa :'( oiyaaa ada toko roti terkenal juga di Samosir, namanya apa ya, Samuel kalo gak salah. Sempet ke sana gak?
Aku jagoannya cuma sari roti, Dit. Hahaha… tapi ga tau kalau ada Samuel Bakery di sana. Mungkin next time balik lagi. :D
Weh, ada juga ya makanan Eropa di sekitar Samosir sini. Dari pengalaman ke Toba tahun lalu, yang banyak kelihatan malah warung B1 dan B2. :D
Aku malah ga perhatian sama B1 dan B2 itu. Aromanya pun ga tercium. :D
Pizzaaaaaaaa….!!!! Hehehe :D
aku 2 tahun terakhir ini ada kesempatan ke Medan mungkin 3x. tapi gak sekalipun sempet curi-curi waktu mampir ke Danau Toba, apalagi Samosir :( dulu jaman kecil pernah sih ke Samosir, jaman kelas 6 SD. mana inget coba… jaman segitu jg belum jadi blogger. xD #yakale
Wah foto-foto makanannya bikin laper mata nih
Kuliner di Samosir emang maknyus! :D