Alhamdulillah, akhirnya setelah resmi bergelar Sarjana Ekonomi, aku memberanikan diri untuk melongok ke setiap kolom iklan lowongan kerja di koran dan situs/blog penyedia lowongan kerja.
Dan beruntungnya lagi, bulan ini sedang musimnya penerimaan CPNS. Ini adalah kali pertama buat aku mendaftar CPNS. Setelah kuliahku selesai dan kopian ijazah sudah di tangan, keberanian untuk mencari kerja semakin besar. Semakin percaya diri dengan gelar di belakang nama itu. Sekalipun ijazah keluaran dari sekolah tinggi biasa yang saat ini belum juga terakreditasi tapi semangat untuk mengubah nilai penghasilan terus bertambah. :D
Grasak-grusuk melegalisir semua berkas yang dibutuhkan, cetak foto, ngurus SKCK dan AK1. Selesai juga dalam 2 hari. Nulis lamarannya sama seorang kawan trus besok langsung kirim via pos.
Udah. Segitu saja kah? No man! Baru ngurus hal seperti itu saja sudah menguras banyak energi dan uang dan waktu. Harus mondar-mandir ke sana-ke mari. Oke, satu step udah selesai. Sekarang nunggu pengumuman lulus tes administratif.
Aku, Jaya dan Iwan mencoba keberuntungan kami di KPU. Beberapa hari kemudian, aku buru-buru berangkat ke Banda Aceh setelah mendapat kabar dari adik kalau namaku lulus tes adm. Kedua kawanku belum beruntung rupanya. Jadilah aku mengendarai motor sendirian dengan harapan cemas. Karena seharusnya hari itu adalah hari terakhir pembagian kartu ujian tertulis. Aku terus berdoa semoga besok masih bisa mendapatkan kartu ujian itu.
Jam 11 malam, aku sampai dengan selamat di Banda Aceh. Sebelumnya aku melewati cuaca yang buruk selama perjalanan. Aku kehujanan di atas pegunungan. Mulai dari gunung Aneuk Manyak sampai di Tangse hujan pun reda. Tapi udara dingin tetap menyelimuti.
Memasuki pegunungan yang di sisi kirinya jurang terjal dan dalam menanti jika tak hati-hati mengendarai motor. Udara dingin mulai menyergap, jemariku mulai terasa perih karena dingin dan terasa kaku. Gerimis mulai turun dan suasana semakin gelap. Kabut mulai membatasi pandangan mata. Lalu hujan pun turun dengan lebat. Lengkap sudah penderitaanku.
Tak pernah terbayangkan jika akan mengalami hal ini di tengah-tengah pegunungan lebat ini. Sendiri dan kedinginan-menggigil hebat! Hati mulai merasa, beginilah sakitnya mencari kerja. Jarak ratusan kilometer ditempuh. Cuaca seburuk apapun yang menghadang harus dilewati. Jalan mendaki gunung dan jurang menganga di banyak kelokan dijajali. Semua aku lakuin hanya untuk mengambil sebuah kartu keramat. Kartu ujian mengikuti tes CPNS!
Dalam perjalanan panjang dan melelahkan itu, aku merasakan betapa susahnya para sarjana pengangguran mencari kerja. Paling tidak, aku sudah mengalaminya sendiri -walaupun mungkin belum seberapa-dan akan terus mengalaminya selama dua bulan ke depan ini. Ini membuatku semakin menghargai para pekerja-pekerja keras yang kulihat selama ini. Para buruh yang membanting tulang-memeras keringat. Karena mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang kita inginkan itu ga gampang! Butuh pengorbanan dan perjuangan yang luar biasa besar! Dan yang ga berhasil harus bersedia menjadi pekerja kelas bawah sampai mereka menemukan pekerjaan yang sesuai atau mereka akan terjebak selamanya pada pekerjaan itu.
Di Banda Aceh, aku singgah di Peunayong. Berhenti sebentar melepas penat karena hanya sempat beristirahat dua kali ketika menunaikan shalat Ashar di tengah pegunungan menuju Tangse dan Magrib di kota Tangse. Tiba-tiba saja aku kelaparan lagi dan berhenti di gerobaknya Kebab Turki. Setelah kenyang melahap kebab, aku menuju radionya Husni dan baru pulang ke rumahnya jam satu dini hari.
Pagi jumat (entah tanggal berapa) sekitar jam 9-an aku berangkat ke kantor KPU dengan hati yang lapang. Pengambilan nomor selesai. Ternyata hari itu masih banyak sekali para peserta yang belum mengambil nomor ujiannya. Pulangnya aku menyelesaikan beberapa urusan dengan adik dan beberapa pesanan kawan-kawan. Nginap semalam lagi di rumah Husni dan besok paginya aku pulang ke Meulaboh-dengan penderitaan yang ga jauh beda saat aku berangkat dari Meulaboh ke Banda Aceh.