Rombongan Famtrip Jateng telah meninggalkan Kali Progo satu jam yang lalu setelah perut diisi penuh. Gara-garanya kantuk jadi lebih cepat datang. Aku menyandarkan kepala ke jendela bus dengan berbantalkan jaket. Suara gelak tawa yang membahana di dalam bus perlahan mengalun lalu senyap. Selang berpuluh menit kemudian aku terbangun dan merasakan hangat air liur telah menganak sungai, bermuara ke jaket.
Bus yang membawa 15 blogger hore ke Candi Gedong Songo berjalan perlahan mengikuti jalan berkelok dan menanjak. Deruman bus melewati jalan kecil yang tingkat kemiringannya membuat hati ketar-ketir. Tapi pak sopir yang membawa kami sudah sangat berpengalaman dengan medan seperti ini. Kami tiba dengan selamat di kompleks Candi Gedong Songo.
Ternyata pendakian mendebarkan dengan bus tadi menjadi awal bagi pendakian melelahkan selanjutnya. Untuk melihat candi-candi di Gedong Songo, lagi-lagi kami harus membakar kalori, mengelap keringat, mengatur napas setiap belasan meter langkah di jalur pendakian yang tak rata itu. Dalam hati muncul pertanyaan: ini famtrip Jateng kok isinya olahraga ekstrem semua ya? Dive photoshoot di Umbul Ponggok, Rafting di Kali Progo, dan ini hiking ke Candi Gedong Songo? Pulang-pulang perut langsung kotak-kotak dan betis berurat! Untung sebelum berangkat ke Semarang aku sempat latihan lari supaya badan nggak kaget.
Kompleks candi ini berada di lereng perbukitan Ungaran, Bandungan, Magelang. Jadi dari jalur menanjak itu kita disuguhkan pemandangan dataran tinggi dengan panorama kota di kejauhan. Jalur pendakian akan melewati kios-kios souvenir, kebun-kebun warga, dan area outbond yang telah ditumbuhi semak belukar.
Karena beberapa peserta #famtripJateng ini ada yang sudah jompo, beberapa memilih untuk menunggangi kuda (nggak berani sebut nama, takut dilempar kuda sekalian mas-mas pemegang hermes), dan yang muda belia berjalan kaki sambil bernyanyi-nyanyi. Saat itu matahari sudah berada di atas kepala. Meski terik, tapi udara tetap terasa sejuk. Apalagi ketika aku tiba di jalur yang banyak pepohonannya, udara sejuk terasa lebih dingin dan membuat hidung dan tenggorokan menjadi kering. Di belakangku, Bang Fahmi mengap-mengap dengan hidung kembang-kempis tak terkendali. Sedangkan yang lain belum terlihat di jalur menuju ke Candi 2 ini.
Candi 2 berjarak sekitar 200 atau 300 meter dari Candi 1. Berdiri di pinggir lereng menghadap kebun warga. Bang Fahmi tiba beberapa belas menit kemudian. Tidak jauh dari Candi 2, berdiri pula Candi 3. Sepasang pria dan perempuan sedang duduk di selasar candi, sedang asyik pacaran. Mereka lalu pindah ketika Bang Fahmi dan Winny tiba. Entah muka siapa yang mereka takutkan di antara kami bertiga. Tapi yang jelas, salah satu dari kami ada yang ketakutan banget. Saat menulis tulisan ini, aku baru tahu kalau Bang Fahmi mengalami kejadian menakutkan. Baca pengalamannya di fahmianhar.com (link ada di bawah).
Dari Candi 3, jalur bagi pejalan sedikit menanjak di tengah lereng bukit yang kemudian menurun ke dalam lembah. Di lembah ini, terdapat pemandian air panas dan kawah yang mengepulkan asap; sumber bau belerang yang tercium ketika aku tiba di Candi 2. Takir sesajen dari daun kelapa telah mengering tergeletak di depan kawah pertama. Pada kawah kedua, dua orang pria berjongkok sedang mengais lumpur berbelerang dan memasukkannya ke dalam botol air kemasan. Jalan setapak bercabang, salah satunya berakhir pada sebuah pagar yang bertuliskan ‘Tempat Sakral’. Seorang petugas keamanan yang memantau mereka mengatakan lumpur itu bermanfaat untuk obat penyakit kulit dan tempat sakral itu sebagai tempat pemujaan.
Setelah lembah, kemiringan jalurnya tak terlalu curam dibandingkan sebelumnya. Jalur ini mengarah ke kompleks Candi nomor 4 dan 5. Di sana sudah tiba blogger hore jompo di atas kuda mereka. Tapi hanya terlihat Kak Parah1ta dan Kak Incess Bulan Ubermoon. Kak Lenny, Bang Richo, dan Ghana tak kelihatan atau aku yang lupa sudah melihat mereka. Aku memang nggak jompo, cuma pikun aja. :/
Banyak yang menuliskan kalau candi-candi Gedong Songo memiliki kemiripan dengan candi di Dieng. Selain karena berada di dataran tinggi, bentuknya pun tak jauh berbeda, seperti puncak candi yang meruncing, berbahanbangunan sama seperti umumnya candi Hindu yang tersebar di Pulau Jawa: batu andesit; yang entah bagaimana caranya para pekerja pembuat candi pada zaman dulu memotong dan membawa semua balok-balok batu itu ke atas bukit. Diperkirakan Candi Gedong Songo dibangun pada abad ke 8 Masehi yang arsitekturnya menunjukkan percampuran budaya India dan Jawa.
Ada beberapa candi yang tak lagi utuh. Beberapa candi kecil yang berada di depan, samping, atau di belakang setiap candi besar hanya tersisa pondasi beserta reruntuhannya saja. Namun ke semua kompleks candi sangat terjaga kerapian dan kebersihannya.
Sepulang dari Candi Gedong Songo, aku menyimpan rasa penasaran pada jumlah Candi Gedong Songo ini. Jika merujuk dari nama Gedong Songo yang berarti Sembilan Bangunan tentu kita akan menyimpulkan jumlah candinya ada sembilan buah. Tapi yang kita temukan hanya ada 5 candi utama. Lalu ke mana yang 4 lagi?
Ada yang mengatakan 2 candi lagi hanya tinggal puing akibat (?) longsor. Dan 2 candi yang lain adalah candi gaib, hanya orang ‘tertentu’ yang bisa melihatnya. Wallahu’alam. Dari e-book laporan Hasil Pemugaran dan Temuan Cagar Budaya PJP I tidak menyebutkan jumlah pastinya. Namun Peta Zona Mitigasi Geologi Wilayah Candi Gedong Songo yang bisa kamu baca di sini malah membuat asumsi menjadi bercabang-cabang lagi.
Bagi yang menyukai petualangan di tempat bersejarah, Candi Gedong Songo sangat menantang untuk dijajal. Selain kisah mistis yang membalut tempat ini, masih tersimpan misteri besar lainnya untuk kamu ungkap.
Baca juga pengalaman nanjak kawan-kawan Famtrip Jateng yang lain di sini:
- Kak Titi: Saya, Mama, Kuda, dan Cerita Tentang Candi Gedong Songo
- Bang Sukmana: Jalan-jalan ke Candi Gedong Songo
- Bang Fahmi: Di Antara Keheningan Candi Gedong Songo Ungaran Part 1 dan Part 2
- Winny: Jalan Kaki Keliling Candi Gedong Songo
Wah ini jarak antara candi yang satu dengan candi yang lain lumayan yaa..
Itu kalau sewa kuda berapa harganya ? dan berapa lama waktu sewanya ?
Seingat saya 70ribuan, Mbak. Durasi sewanya untuk sekali jalan.
Sudah agak lama nggak jalan jalan situ, klo ke sono mesti ujaaan :(
Kemarin sih aku pas cuacanya cerah dan berawan. Jadi ga terlalu panas.
wah dapat backlink hahah..mantap deh mas citra..kepengen kesana lagi penasaran sama yang diliat mas fahmi :D
Aku pun penasaran. Antara pengen lihat tapi nggak pengen lihat. Hahaha…
Pengen lihat yg dilihat ms fahmi g..hahsa
wahaha pas lihat itin famtrip pertama kali, aku udah rada panik. seriusan ini acaranya ekstrim semua? mulai dari kita snorkeling di umbul ponggok, ngejar sunset di plaosan, lihat ketoprak eksekutif sampai malam, lanjut bangun subuh banget untuk kejar sunrise di setumbu, jalan kaki trekking ke bukit rhema, kemudian rafting di kali progo, renang sampai sore, beres2 langsung stand by liputan parade seni di alun-alun kota magelang, paginya pindah kota ke semarang untuk hiking di gedong songo, dan endingnya kentang banget… ke susan spa tapi buat kunjungan doang, NGGAK DIAJAK COBAIN SPA. PADAHAL BADAN UDAH LUNGLAI hahahaha. #ngarep
tapi seru ya! aku masih inget ketika kita famtrip KAI, pas di lawang sewu disamperin Pak Kadis & Pak Kepala Pemasaran. ditawarin siapa yang ingin ikut famtrip jateng, kak ocit ngacung paling tinggi. dan akhirnya setahun kemudian, kesampaian join.
makasih ya udah ninggalin aku di belakangmu, ngos-ngosan kembang kempis sendirian, lalu malah ditemenin “penjaganya” kompleks candi. MAKASIH LHO!
Hahahaha… SERU KALI, Bang! Jangan kapok ya udah membawa kami. Semoga Dinbudpar Jateng ga kapok mengundang kami lagi. :p Makasih banyak-banyak… :)
paan, pulang dari sini perut aku ga kotak2 dan berurat….yang ada seluruh badan pegel semua minta dipijit
spaaaa….kuingin spaaaaa x))))) *gelendotin kak Hiu*
Hahahaha… Kan harapannya kekgituuu.. Tapi apa daya, lemak-lemak di perut ini masih betah gelayutan. =))))
wao. janggal yaa jumlahnya, cuma Mas Fahmi dan kacamata hitamnya yang bisa melihat yg gaib2.. hehe
hanif insanwisata(dot)com
wah seru juga, jadi penasaran pengen kesana!! :D
Adis takdos
travel comedy blogger
http://www.whateverbackpacker.com
Oke. Salamat.
Lho, saya malah baru tahu kalau kawah itu dijadikan tempat pemujaan. Memang ada beberapa hal yang agak berbeda di sana namun saya tak ada pikiran kalau kawah itu ternyata merupakan tempat sakral. Hihi, dugaan lama bersemi kembali. Kayaknya dalam waktu dekat saya mesti balik nih ke CGS, saya juga belum sempat lihat apa yang dimaksud dengan “tempat sakral” itu. Thanks for inspiring Mas. Tapi benar kata orang, bahwa candi memang akan selalu punya sisi misterius, bahkan setelah dibahas oleh banyak orang sekalipun.
Kamu ga sampai turun ke lembahnya ya, Gar? Next time bisa naik kuda kalau pengen berkeliling dengan cepat kompleksnya.
Turun, cuma saat itu nggak ada takir atau sesajen di sana. Dan mungkin saya melangkah lebih jauh sampai ke dekat kawah yang selalu menyemburkan gas itu, sampai sesak napas sendiri, haha.
asik juga kendaraanya pake kuda….
jadi lebih seru iya gk mas :D
Seru juga kayaknya ya. Tapi aku lebih suka jalan kaki. Lebih bebas untuk mengekplor setiap sudutnya. :D
berkunjung di candi yang dingin n penuh pepohonan asik ya, aku pernahnya ke borobudur, panas dan terik disana T_T
Iya. Gedong Songo kan di atas bukit jadi lebih adem udaranya. Tapi kalau berjalan kaki keliling lumayan panas juga jadinya.
keren nih acara ultah ginian. semoga taun depan bisa datang
Harus datang. Keren banget acaranya.
Memang ya, candi selalu menjadi misteri yang sulit di pecahkan!
Betul. Pun kitab-kitabnya udah ga di Indonesia lagi. Susah juga kalau mau dipelajari.
bukan 9 ya jumlah candinya? songo kan artinya 9 ya
Iya. Mungkin ada kali ya candinya. Tapi harus masuk hutan. Mungkin.
wih,, candi2nya masih berdiri kokoh gitu ya. masih bagus2 lagi, semoga tetap terjaga kelestariannya
Semoga ya, Kak.
semua bangunan jaman dulu pasti ada aja misterinya, kenapa ya kira2??
bener juga ya brow, saya juga bingung kenapa
Nah itu..kurang ngerti juga.
Tempatnya bersih banget ya mas.. saya orang jateng tapi belum kesini, jadi pengen..
Iya, Mas. Dari pengamatan saya, beberapa situs candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah dikelola dengan baik banget. Tempatnya bersih dan indah. Udah kayak taman deh.
walaupun ada misterinya yg sedikit berbau mistis, tapi keindahan pemandangannya bikin lupa sama smua itu :D
Betul sekali! Pemandangan indahnya bikin kita teralihkan sama hal-hal yang lain.
selain budayan di negara indonesia ternyata terdapat banyak sekali misteri ya
Indonesia memang unik banget ya. #iloveindonesia.
Indah banget, keren. Untuk masuk ke kawasan ini berapa harga tiketnya?
Cuma bayar retribusi aja, Kak. Kurang dari 10ribu kok… :D
Destinasi selanjutnya nih hohoho… makasih mas infonya… :D
Kembali kasih, Kak..
luas dan indah ya, kayaknya jaraknya agak jauh :D/
yuk lihat wisata jambi
wah pengen kesana nih. Mas kalau boleh nanya tentang sejarahnya. candi ini peninggalan kerajaan apa sih? kok kurang terkenal ya di buku sejarah
Wah terkenal banget, kak. Coba deh googling. Pasti lebih lengkap informasinya.
Mantap sekali mas kalo ke candi songo itu, disana itu bisa menikmati suasana alam yang indah, soalnya saya sudah beberapa kali sudah berkunjung ke candi songo ini hehe.
Bener kan? Bagus banget pemandangannya…