Aceh: Destinasi Impian Orang-orang

Mesjid Raya Baiturrahman, simbol perjuangan rakyat Aceh. (Foto oleh Ari Buzzerbeez)

Membicarakan destinasi impian, jika dijadikan daftar, urutannya pasti akan panjang sekali. Apalagi tinggal di Indonesia yang punya banyak sekali pulau dan untuk mencapai semuanya butuh waktu yang tak singkat dan dana yang tak sedikit. Ditambah pula dengan seabrek persiapan yang matang. Selain hal-hal dasar seperti dana dan rencana, mental dan fisik juga berperan penting untuk sukses dapat mengunjungi destinasi impian.

Destinasi impian Traveler Cilet-cilet juga tak jauh berbeda dengan kawan-kawan lain yang berada di kawasan zona Waktu Indonesia Barat. Indonesia timur adalah mimpi yang digantung tinggi. Mengunjungi tanah saudara-saudara di sana tentu butuh waktu lebih lama, tak secepat kita menjengkalkan jari di atas peta Indonesia. Dan tulisan yang akan kawan-kawan baca di bawah ini akan berisi curhatan. Tapi selow, nggak perlu tisu kok. :p Lanjutkan membaca “Aceh: Destinasi Impian Orang-orang”

Iklan

Peristirahatan Terakhir Terindah di Pulau Simeulue, Aceh

Pesawat Cessna milik Susi Air

Pesawat Cessna milik Susi Air mendarat mulus di Bandara Lasikin, Pulau Simeulue. Sepuluh orang penumpang turun satu per satu seperti turun dari labi-labi (angkot khas Aceh) masing-masing memegang kotak berisi kue yang tak dimakan karena sedang berpuasa. Pilot dan Co-Pilot bule di depan mengucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia sebelum tangga diturunkan.

Udara panas menerpa ketika pertama kali menginjakkan kaki di landasan bandara. Cuaca cerah; langit biru dan sedikit awan. Aku menahan senyum melihat cuaca ‘bersahabat’ begini. Takut ketahuan oleh kawan-kawan karena cuaca terik bukanlah sahabat baik ketika bekerja di lapangan. Aku mendekap tas laptop yang menggembung karena berisi kamera. Oh, ini bakal seru foto-foto di pantai, ujarku dalam hati sambil menepuk-nepuk tas. Lanjutkan membaca “Peristirahatan Terakhir Terindah di Pulau Simeulue, Aceh”

Menonton Sotong Menari di Pulau Nasi

Aku adalah salah satu orang dari ribuan orang di dunia ini yang percaya bahwa setiap orang punya rejeki masing-masing. Ketika kawan-kawan blogger sedang menikmati perjalanan Candat Sotong di Terengganu yang dihelat oleh negara tetangga, aku melarikan diri ke Pulau Aceh dan bersyukur bisa melihat sotong menari-nari di celah-celah bebatuan saat kami selesai snorkeling di Pulau Nasi. Paling tidak bisa meminimalisasi rasa iri melihat update mereka di social media :p Hehe…

Alih-alih memancing sotong, aku dapat melihat langsung tingkah polah sotong dari dekat. Coba perhatikan foto di bawah. Ada berapa ekor sotong yang kamu lihat? Emm, yang paling atas itu bukan sotong, itu dugong.

Temukan 10 ekor sotong di dalam foto. :D

Lanjutkan membaca “Menonton Sotong Menari di Pulau Nasi”

Aceh: Destinasi Impian Orang-orang

Mesjid Raya Baiturrahman, simbol perjuangan rakyat Aceh. (Foto oleh Ari Buzzerbeez)

Membicarakan destinasi impian, jika dijadikan daftar, urutannya pasti akan panjang sekali. Apalagi tinggal di Indonesia yang punya banyak sekali pulau dan untuk mencapai semuanya butuh waktu yang tak singkat dan dana yang tak sedikit. Ditambah pula dengan seabrek persiapan yang matang. Selain hal-hal dasar seperti dana dan rencana, mental dan fisik juga berperan penting untuk sukses dapat mengunjungi destinasi impian.

Destinasi impian Traveler Cilet-cilet juga tak jauh berbeda dengan kawan-kawan lain yang berada di kawasan zona Waktu Indonesia Barat. Indonesia timur adalah mimpi yang digantung tinggi. Mengunjungi tanah saudara-saudara di sana tentu butuh waktu lebih lama, tak secepat kita menjengkalkan jari di atas peta Indonesia. Dan tulisan yang akan kawan-kawan baca di bawah ini akan berisi curhatan. Tapi selow, nggak perlu tisu kok. :p Lanjutkan membaca “Aceh: Destinasi Impian Orang-orang”

Melihat Air Terbang di Pulau Aceh

Hari kedua di Pulau Nasi.

Aku, Ilham, Fahrizal, dan Madhan masih di Pulau Nasi. Kami keluar dari tenda pagi itu dan mengecek ke sekeliling tenda untuk melihat apa benar ada ‘tamu’ yang datang saat semua terlelap semalam. Kawanan babi memang biasa berjalan-jalan ke pantai pada malam hari untuk mencari makan. Kami menemukan jejak-jejak sedalam 3 cm di pasir sekitar kemah kami berdiri. Lanjutkan membaca “Melihat Air Terbang di Pulau Aceh”

Menempuh Jalan Beranjau di Pulau Nasi

Februari 2013 lalu, aku, Dika, dan Nisa mengangkut sepeda dari Banda Aceh ke Pulau Breueh. Nekat ingin bersepeda menjelajah pulau yang tak kami pahami betul bagaimana kontur jalannya yang ternyata berbukit-bukit itu. Rasanya masih kapok jika ke sana lagi. Capeknya bersepeda naik turun bukit di tengah terik matahari dengan ransel berat di punggung benar-benar amat menyiksa.  Lanjutkan membaca “Menempuh Jalan Beranjau di Pulau Nasi”

Menempuh Jalan Beranjau di Pulau Nasi

Februari 2013 lalu, aku, Dika, dan Nisa mengangkut sepeda dari Banda Aceh ke Pulau Breueh. Nekat ingin bersepeda menjelajah pulau yang tak kami pahami betul bagaimana kontur jalannya yang ternyata berbukit-bukit itu. Rasanya masih kapok jika ke sana lagi. Capeknya bersepeda naik turun bukit di tengah terik matahari dengan ransel berat di punggung benar-benar amat menyiksa.  Lanjutkan membaca “Menempuh Jalan Beranjau di Pulau Nasi”

%d blogger menyukai ini: