Piknik di Kebun Desa Pejem

Desa Pejem berada lebih kurang 117 km dari Kota Pangkalpinang. Akses menuju desa terpencil ini lumayan menantang. Tidak seluruh jalan teraspal mulus. Satu kilometer beraspal, empat kilometer selanjutnya masih jalan tanah berwarna merah berlubang-lubang, begitu terus hingga sampai di desa yang dihuni Suku Lum atau Suku Lom.

Suku Lom adalah suku tertua yang mendiami Pulau Bangka. Nama Lum berasal dari kata ‘belum’ yang dimaksudkan suku ini belum beragama. Nama ini diberikan oleh pemerintah Belanda. Sebelumnya, suku ini lebih dikenal sebagai suku Mapur. Ada banyak cerita tentang asal-usul suku ini. Pertama dari catatan peneliti berkebangsaan Norwegia, Olaf H. Smedal yang menuliskan sebuah kapal besar dari Cochin, Cina yang rusak dan terdampar di Pantai Tanjung Tuing. Namun ada penjelasan lain lagi perihal kapal dari Cochin ini. Yaitu kapal ini berisikan warga Champa yang melarikan diri dari perang yang dimenangkan Annam (Vietnam). Kedua dari legenda sepasang suami istri yang muncul secara misterius dari Bukit Sumidang di Belinyu setelah pasang banjir surut. Dan cerita ketiga berasal dari ketua lembaga adat Provinsi Bangka Belitung, Suhaimi Sulaiman yang mengatakan bahwa Suku Lom adalah keturunan bangsawan Majapahit yang lari pada abad 16 karena menolak masuk Islam.

Rumah Suku Lom yang tinggal di dekat pantai.

Lanjutkan membaca “Piknik di Kebun Desa Pejem”

Iklan

Piknik di Kebun Desa Pejem

Desa Pejem berada lebih kurang 117 km dari Kota Pangkalpinang. Akses menuju desa terpencil ini lumayan menantang. Tidak seluruh jalan teraspal mulus. Satu kilometer beraspal, empat kilometer selanjutnya masih jalan tanah berwarna merah berlubang-lubang, begitu terus hingga sampai di desa yang dihuni Suku Lum atau Suku Lom.

Suku Lom adalah suku tertua yang mendiami Pulau Bangka. Nama Lum berasal dari kata ‘belum’ yang dimaksudkan suku ini belum beragama. Nama ini diberikan oleh pemerintah Belanda. Sebelumnya, suku ini lebih dikenal sebagai suku Mapur. Ada banyak cerita tentang asal-usul suku ini. Pertama dari catatan peneliti berkebangsaan Norwegia, Olaf H. Smedal yang menuliskan sebuah kapal besar dari Cochin, Cina yang rusak dan terdampar di Pantai Tanjung Tuing. Namun ada penjelasan lain lagi perihal kapal dari Cochin ini. Yaitu kapal ini berisikan warga Champa yang melarikan diri dari perang yang dimenangkan Annam (Vietnam). Kedua dari legenda sepasang suami istri yang muncul secara misterius dari Bukit Sumidang di Belinyu setelah pasang banjir surut. Dan cerita ketiga berasal dari ketua lembaga adat Provinsi Bangka Belitung, Suhaimi Sulaiman yang mengatakan bahwa Suku Lom adalah keturunan bangsawan Majapahit yang lari pada abad 16 karena menolak masuk Islam.

Rumah Suku Lom yang tinggal di dekat pantai.

Lanjutkan membaca “Piknik di Kebun Desa Pejem”

%d blogger menyukai ini: