Langit Terbelah di Tanjung Layang

Pantai-pantai di Pulau Bangka memang unik bila dibandingkan dengan pantai-pantai di kawasan lain Indonesia. Tapi menurutku, tak adil rasanya jika keindahan satu pantai dibandingkan dengan pantai daerah lain. Karena pantai-pantai yang bagus itu memiliki ciri khasnya sendiri. Tidak bisa kita bandingkan siapa yang paling bagus di antara yang lain.

Begitu pula dengan Pantai Tanjung Layang yang akhir pekan lalu aku kunjungi dengan Miaw dan Vero. Bagi orang yang pertama kali datang, mungkin akan setuju dengan apa yang aku rasakan, pantai ini memberikan pengalaman yang beyond expectation. Tak hanya pasir putih yang bagaikan tepung beras yang kalau diinjak berbunyi ‘kesret-kesret’, batu granit raksasa bertaburan dari darat hingga ke tengah laut, dan tentu saja laut birunya yang menggoda. Tapi ada sesuatu lain yang membuatku rela tiduran di pantainya saat malam tanpa alas apapun. Membiarkan kulit betisku digelitik kutu-kutu pantai.

Lanjutkan membaca “Langit Terbelah di Tanjung Layang”

Iklan

Hiking ke Bukit Fathin di Sungailiat

Apa yang kamu pikirkan jika ada yang menyebut nama Bukit Fathin? Jika ini pertama kali kamu mendengarnya, pasti akan segera menimbulkan pertanyaan ‘bukit apa itu?’. Begitulah reaksi pertamaku. Tanpa bertanya, mungkin kamu akan memikirkan sebuah bukit lalu mengaitkannya dengan penyanyi cantik jebolan X Factor, Fathin Shidqia Lubis. Kemudian lagu Aku Memilih Setia akan terngiang di kepala. Bukan. Bukit ini tak ada hubungannya dengan penyanyi tersebut. Bukit Fathin sejatinya adalah sebuah kelenteng yang berdiri di lereng Bukit Betung, Sungailiat, Bangka Belitong. Lanjutkan membaca “Hiking ke Bukit Fathin di Sungailiat”

Menikmati Sejuknya Air Terjun Sadap di Bangka Tengah

Ajakan ke Air Terjun Sadap dilontarkan Ce Vero dua minggu lalu dan terealisasi di hari kedelapan puasa. Jarak yang kami tempuh dari Pangkalpinang menuju Koba di Kabupaten Bangka Tengah adalah 61 km selama satu jam perjalanan menaiki motor. Aku, Ce Vero, Oja, dan Ce Sen berangkat dari Koba ke Air Terjun di Desa Perlang menempuh jarak 30 km selama setengah jam.

Perjalanan ke Koba sendiri lumayan mengasyikkan. Aku paling senang melihat semak ilalang dan bunga-bunga liar dibiarkan tumbuh tinggi di sepanjang kiri kanan jalan, seperti pengalih perhatian pada kebun sawit di belakangnya. Sisi kiri jalan, Laut Natuna terlihat tenang. Dua ratus meter dari pantai, lautnya kecoklatan dan disambung dengan warna hijau tosca. Nun jauh di selatan, hujan sudah turun lebat membasahi kota Koba. Lanjutkan membaca “Menikmati Sejuknya Air Terjun Sadap di Bangka Tengah”

%d blogger menyukai ini: