Rupa-rupa Blogger di My Selangor Story 2013

Bas Pesiaran. Begitu yang tertulis di badan sebuah bus yang kami tumpangi. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, pesiaran berarti pariwisata atau perlancongan. Bus ini akan membawa 20 peserta My Selangor Story 2013 selama 5 hari ke depan untuk mengunjungi beberapa tempat pelancongan paling akbar di Selangor dan Kuala Lumpur, Malaysia.

Ke-20 blogger itu terdiri dari 16 blogger Indonesia dan 4 blogger Malaysia. Kami terpilih setelah melewati penjurian yang berlangsung selama lebih kurang dua minggu (lihat tulisan kami di http://myselangorstory.com). Blogger Indonesia yang terpilih di antaranya berdomisili di Aceh, Pekanbaru, Jambi, Jakarta, Surabaya, dan Kupang. Bersama-sama kami menikmati pariwisata Malaysia khususnya di Selangor yang diselenggarakan oleh Tourism Selangor.

Ms Chai menyambut kami di luar bandara LCCT Kuala Lumpur. Mata sipitnya terlihat bersinar seiring dengan senyum yang merekah. Semburat lega terlihat jelas dari wajahnya ketika melihat kami tiba.

Sambil menunggu kawan-kawan blogger yang lain tiba, kami menyantap makan siang di Food Garden. Food court ini letaknya hanya 100 meter dari gedung utama bandara LCCT yang menyajikan makanan enak dengan harga terjangkau. Nasi dengan sayur dan ayam madu pesananku ternyata tak kalah enaknya dengan makanan di restoran lho.

Satu-persatu kawan-kawan yang dinanti tiba. Winny, Intan, Rika, Tahid, Kus, Helga, Beni, dan Bang Kasri. Kak Ericka sudah tiba lebih dulu di KL sejak kemarin. Ck, jauh sekali perjalanan mereka. Terlebih lagi Winny yang menempuh perjalanan paling jauh dari kita semua: dari Kupang, Nusa Tenggara Timur! What a surprise! Ternyata gadis cantik ini aslinya dari Sumatra Utara! Alamak, tetangga kampungku ini merantau sebegitu jauhnya. Bikin iri!

PREMIERE HOTEL

Kami tiba di hotel sudah hampir pukul tujuh waktu Malaysia. Selisih 1 jam dari waktu Indonesia. Dan suasana di luar masih begitu terang. 5 kawan blogger lainnya sudah menunggu di ruang meeting, yaitu Kak Ericka, Farah, Bang Rusli, Huda, dan Devi. Senang bukan main aku waktu itu. Tak sabar ingin mendengar pengalaman traveling mereka. Tapi perhatianku teralihkan ketika dihadapkan pada menu makan malam yang luar biasa banyak dan terlihat lezat di Premiere Hotel ini.

Sebelum menyantap makan malam yang menggiurkan itu, kami diajak berkeliling oleh manejer hotel untuk melihat-lihat fasilitas hotelnya. Kamar-kamar mewah dengan bed yang sangat nyaman dan view di luar jendela ketika malam yang menentramkan penghuninya. Jadi betah berlama-lama di kamar.

Selesai makan malam, kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Harapan, Klang yang jaraknya memakan waktu sekitar 30 menit dari Premiere Hotel. Tanjung Harapan adalah daerah pesisir yang banyak dijumpai cafe-cafe dan warung makan di pinggir pantainya. Salah satunya adalah Medan Muara Ikan Bakar. Cafe ini terlihat ramai oleh pengunjung.

Karena sudah kenyang, kami tidak memesan makanan di cafe ini. Devi mengajakku melihat sebuah kapal yang berjarak hampir 1 kilometer dari Medan Ikan Bakar. Kapal ini ternyata adalah sebuah replika yang dibangun persis di samping trotoar. Kapal ini mengingatkanku pada Muzium Samudra di Malaka. Kelihatannya kapal ini tidak bisa dimasuki. Tak ada tangga atau pintu masuk di kedua sisi lambung kapal.

Suara hingar-bingar orang berkaraoke di pinggir trotoar berada dekat sekali dengan kapal. Suaranya memantul ke jalan. Lampu-lampu selayaknya lampu disko berkejar-kejaran di trotoar dan dinding kapal. Selepas pandang ke arah laut, lampu-lampu kapal gemerlap di horizon menggantikan kelip bintang yang hilang oleh polusi cahaya. Setelah beberapa kali mengambil gambar, Aku dan Devi berbalik arah dan berjalan dengan cepat kembali ke Medan Muara Ikan Bakar.

Waktu pesiar di hari pertama pun usai. Di dalam bus, aku mencoba kembali mengumpulkan wajah-wajah blogger yang kutemui sambil mengingat kisah perjalanan lama mereka dan pengalaman-pengalaman serunya. Iseng-iseng, aku membuat ulasan singkat tentang mereka.

Room mate-ku, Bang Kasri, adalah seorang editor di sebuah harian di Pekanbaru. Intan, seorang jurnalis yang sedang gemar-gemarnya mengulas film. Winny, perempuan batak yang merantau ke Kupang yang ternyata belum mendapat jatah cuti tapi nekad berangkat untuk MSS. Kus, designer grafis berpenampilan eksentrik yang pernah bekerja di Gili Trawangan, Lombok (Psst, pemenang the most creative blog awards MSS 2011. Tsk). Beni, peserta Sail Morotai 2012. Rika, karakter perempuan Jogja-nya masih lekat meski sudah lama tinggal di Jakarta. Tahid, mengingatkanku pada Alid Abdul, lincah dan penuh enerji. Helga, arek Suroboyo yang kalem, tidak suka naik gunung. Kak Ericka, yang paling dewasa dan keibuan. Devi,Bang Rusli, dan Huda, traveler lintas benua yang bikin iri to the max! Lalu Farah yang sedikit pendiam tapi berwajah periang.

Bang Hijrah, mantan duta-dutaan ini masih melanjutkan misi kedutaannya untuk pulau kelahiran tercintanya, Sabang, lewat Piyoh. Ridha, the easy-going-boy dan cowok setia (setiap tikungan ada). Syauqi, anak mami yang tak bisa jauh dari maminya, Husni (begitu juga sebaliknya). Wulan dan Dika, seperti yin dan yang, tak terpisahkan.

 

Dan terakhir, yang paling repot mengurusi kita semua: Ms Chai. Dan Bang Safri sebagai tour guide yang cuap-cuap menjelaskan macam-macam.

20 orang dengan perangai berbeda-beda berkumpul dan bepergian bersama-sama. Banyak cerita dan pengalaman yang akan dibagi dan diceritakan selama 5 hari ke depan. Kisah-kisah seru, konyol, lucu dan sedih campur aduk. Jika dibikinkan film, kisah kami ini mungkin akan seperti road movie yang petualangannya dibalut penuh drama dan tak akan terlupakan.

My Selangor Story di hari pertama berakhir dengan menyenangkan, meski sedikit lelah tapi segera pulih dengan fasilitas Premiere Hotel yang begitu memanjakan.

Première Hotel

Home

Bandar Bukit Tinggi 1/KS6
Jalan Langat 41200 Klang
Selangor Darul Ehsan Malaysia
+60 3 3325 6868
+60 3 3325 6869

 

//

//

Iklan