Bersepeda di Punggung Bukit Panggoi

Bersepeda di punggung bukit Panggoi

Istirahat dan narsis sebentar di atas bukit Panggoi. Kamera aku taruh di atas sebuah batu hitam bekas pos penjagaan di jaman penjajahan Jepang dulu. Di belakangku itu lereng bukit. Terlihat lautan di sebelah kanan.

Bersepeda di punggung bukit Panggoi

Istirahat sebentar di atas bukit Panggoi setelah bersepeda sekitar 3 kilometer dari Kota Lhokseumawe. Kamera aku taruh di atas sebuah batu hitam bekas pos penjagaan masa penjajahan Jepang dulu. Di belakangku itu lereng curam yang dasarnya ditumbuhi pepohonan. Bukit ini juga digunakan sebagai jalan pintas para pencari tiram di Krueng Cunda dari Gampong (kampung) Paloh yang letaknya di balik bukit.

Iklan

Nuansa India di Kuala Lumpur dan Selangor – Day 3 (end)

Sebelum keberangkatan kita ke Malaysia, kita bertiga sepakat untuk mengunjungi Batu Caves dan Melaka. It’s a must, kata Ulan. Kesepakatan ini diambil ketika di bandara, sesaat sebelum berangkat. Sedangkan lama waktu yang kita tunggu sampai di hari H keberangkatan itu lebih dari 6 bulan! Keinginan mengunjungi Batu Caves ini sendiri baru terwujud di hari ketiga setelah kita pulang dari Melaka.

Dewa Murugan, Batu Caves.

Lanjutkan membaca “Nuansa India di Kuala Lumpur dan Selangor – Day 3 (end)”

Menginap di Pinggir Sungai Melaka – day 2

Jalan-jalan di malam hari di Kuala Lumpur itu ternyata menyenangkan. Biarpun kota besar tapi ga padat, laju kendaraannya tertib. Nyebrang jalan pun jadi aman dengan adanya zebra cross. Berada di negara ini membuatku merasa udik sekali jika dibandingkan dengan kota besar di negara sendiri.

Sedang di daerah yang banyak bar.

Malam itu aku dan Dika jalan kaki dari Pudu ke Petronas Tower. Itu sudah jam 9 malam (kalau ga lupa). Kalau dihitung-hitung ada sekitar 1 kilometer juga tuh kita berjalan kaki ke sana. Melewati sebuah kuil dan Bukit Nanas, terlihat KL Tower dan Petronas Tower berdiri megah dari balik gedung-gedung tinggi. Di sini kita hanya foto-foto sebentar, karena jam 12 lampunya dimatikan dan pengunjung tidak diperbolehkan lagi berada di area.

Kita mampir di Alor, yang sebelumnya sempat melihat sebentar kehidupan malam di Pudu Raya. Ada beberapa seniman jalanan yang lagi ngamen. Keren-keren tuh gayannya. Ada yang nyanyi, melukis dan tato. Beberapa kali melewati wanita, pria dan waria dengan tatapan bawa-eike-pulang-dong-cyiiin..Eh di Malaysia pakai bahasa kayak gini ga si? Oh iya, mereka ngomong english. LOL

Lanjutkan membaca “Menginap di Pinggir Sungai Melaka – day 2”

%d blogger menyukai ini: