Keindahan Kuta Malaka

Kuta Malaka adalah sebuah areal perkebunan dan peternakan sapi di Kecamatan Kuta Malaka. Ibukota kecamatannya adalah Samahani. Nama Kuta Malaka sendiri tidak begitu populer dibandingkan nama ibukotanya, Samahani. Atau saya saja yang tidak begitu memperhatikan kali ya? Saya berpedoman di website resmi Aceh Besar ini. Oke, cukup pelajaran geografinya di sini.

Gerbang Kuta Malaka

Perjalanan dari kota Banda Aceh ke Samahani kurang lebih sekitar 20 menit. Satu-satunya petunjuk yang mengarah ke lokasi Kuta Malaka adalah sebuah papan nama penunjuk bertuliskan PT Kuta Malaka Lemonia. Entah perusahaan apa yang ada di dalam sana. Memasuki jalan yang ditunjuk papan tersebut, kondisi jalannya mulai ‘menantang’. Dari yang beraspal ke jalan tanah berbatu-batu. Beberapa kali kami harus melintasi sungai-sungai kecil yang dangkal. Lalu mendaki jalan yang sangat curam dengan kondisi berbatu-batu.

Nah, ngapain saya bersusah-susah melewati banyak rintangan ke Kuta Malaka? Apa yang menarik di sana? Air terjun! Ya, demi menyaksikan air terjunnya. Plus bonus yang saya dapatkan selama menuju ke lokasi air terjun.

Jalanan seperti ini kami lalui hingga lebih kurang delapan kilometer. Jalan berbatu dan dakian yang curam mengharuskan saya turun dari motor. Selama perjalanan ini, saya disuguhkan panorama persawahan, pegunungan, perkebunan dan peternakan sapi. Indah sekali.

Bukit Ilalang

Kuta Malaka juga dikenal dengan circuit offroadnya yang menantang. Tahun 2011 ini saja sudah pernah diadakan kompetisi offroad di lokasi ini yang diikuti oleh para offroader seluruh Aceh. Para pesepeda juga menjadikan lokasi ini sebagai tempat ngetrek yang seru setiap akhir pekan.

Jalanan terus mendaki. Ada sebuah pondok yang tidak berpenghuni di atas sebuah bukit. Sepertinya sih itu akan dijadikan semacam lookout point/cafe karena di dalamnya ada kursi-kursi dan meja-meja makan. Sayang tidak terawat sama sekali.

Melewati bukit tersebut, ada sebuah jalan di sebelah kanan yang menurun sejauh sepuluh meter ke pinggir hutan. Selanjutnya kita harus berjalan kaki di antara pohon-pohon. Kesal dengan kenyataan pengunjung kita masih belum sadar lingkungan. Saya ketemu banyak sekali sampah plastik, sterofoam dan botol minuman. Belum lagi batu-batu gunung di lokasi air terjun yang diukir dengan tulisan-tulisan. Ngakunya mahasiswa, tapi kelakuan kok primitif gitu! Padahal di tangan kitalah kebersihan lingkungan dapat terus terjaga yang nantinya akan berimbas positif untuk meningkatkan pariwisata Aceh dalam program seperti Visit Aceh.

Udara yang sejuk dan lembab, suara kicauan burung dan teriakan kera dari kejauhan membuat perjalanan kami terasa begitu damai. Jalan setapak beralaskan akar-akar pohon dan dedaunan membawa kami terus ke bawah menyusuri lembah. Sayup-sayup suara gemiricik air mulai terdengar. Anak-anak sungai pun mulai terlihat di balik pepohonan yang rapat.

Jalan setapak menuruni lereng bukit menuju air terjun

Persis di depan kami, di jalan yang kami lewati menghadang sebuah pohon tumbang yang sudah lama mati menjembatani antara kedua tebing sungai. Melihat ini saja saya benar-benar terpesona. Berasa seperti di dalam film-film petualangan gitu deh. Hehe..

Sepuluh meter dari pohon tumbang tersebut, terlihatlah dua tingkat air terjun setinggi empat dan dua meter jatuh ke dalam kolamnya yang hijau. Airnya yang sangat dingin sekali membuat semua lelah selama satu jam perjalanan hilang.

Seekor laba-laba bersarang persis di pinggir jalan
Dua buah air terjun
Air terjun kedua
Air terjun ketiga

Ada tiga buah air terjun lagi. Tapi saya ga mau ah upload fotonya. Biar ada yang penasaran dan pergi melihat sendiri. Karena perjalanan dari air terjun pertama sampai yang keenam itu banyaaaak sekali keindahan-keindahan yang dapat kita lihat. Nih saya kasih satu foto keindahan lainnya.

Jamur yang tumbuh di pohon mati

Keindahan-keindahan alam di atas akan lebih lebih lebih indah lagi jika saja kita mau bertanggung jawab dengan barang-barang yang kita bawa. Alam akan tetap indah tanpa ada sampah-sampah botol minuman kita, alam akan tetap cantik tanpa plastik bungkusan biskuit, kaleng, sterofoam, bungkus permen dan coretan-coretan pada batu. Ayolah sama-sama kita jaga anugrah indah ini supaya orang lain bisa menikmatinya juga.

:)

Iklan

Penulis: Citra Rahman

Blogger cilet-cilet aka blogger ecek-ecek. :D

22 tanggapan untuk “Keindahan Kuta Malaka”

  1. wowww view-nya mantapp… gilee gile mantap mantap… aral rintangan selama perjalanan akan tertebus dengan keindahan air terjun dan hutan belantara ckckck… gini neh klo mau kelola wisata, jalanan diperbaiki dll harusnya jadi tambahan buat pemda…

    jadi pengen ke sana

  2. hutannya masih terlihat asri, pingin sekali-kali kesana. sepertinya banyak objek yang dapat diamati dna dijadikan bahan penelitian. Aceh is beautiful place to visit :D

  3. Wah, masih liar yah.
    Tidak terurus, dan tidak dikelola oleh pemerintah. Untungnya, berarti gratis masuknya, hehe.
    Seperti air terjun yg ada di link ini,juga gratis masuk :)
    Blang Kolam

    F-IMG_9794
  4. Nice banget, teman2 saya ada rencana pergi dalam waktu dekat ini. Sayang saya ga bisa ikut karena masih final. Sewaktu saya diajak, saya searching dan nemu web ini. Bagus banget, semoga bisa kesana juga. Hehehe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: