The Amazing Selangor Story

Prolog

Dua belas jam perjalanan dari Meulaboh menuju bandara Polonia, bocor ban mobil dan kedinginan di tengah hutan, nervous pada saat lembaran passport pertama kali di cap dan kekakuan-kekakuan lainnya dari seorang yang baru akan pertama kali ke luar negeri. Itu adalah awal dari pengalaman lucu dan unik yang saya alami untuk menghadiri undangan dari Selangor Tourism.

Saya, sebagai salah satu peserta di antara 30 orang peserta yang ikut dalam tour Selangor berhak mendapatkan tiket VIP yang diberikan oleh Firefly. Dibantu oleh petugas bandara untuk mendapatkan tiket, duduk nyaman, lalu terbang dengan aman menuju Selangor. Sesuai dengan mottonya, “Fly with comfort and convenience with your community airline.” So, don’t waste your time and money lah. Book now at www.fireflyz.com.my.

Arrival

Kami tiba di Bandar Udara Syah Alam, Selangor pada pukul 3.05 waktu Selangor. Sungguh sebuah kehormatan kami diterbangkan dengan nyaman sekali oleh Firefly dari Medan dan kami dapat ngobrol dengan pramugarinya yang ramah dan cantik, Teresha. Beruntung sekali saya dapat berfoto dengannya. :D

Saya, Bang Fadli dan Kemal melewati pemeriksaan passport oleh pihak keimigrasian Selangor dan saya dilayani oleh pegawai imigrasi yang juga ramah dan humoris.

Katanya : “cik ni nak jumpe girlfriend ke?” Saya hanya menjawab dengan senyum-senyum saja. Pacar dari mana? Ke Selangor saja baru pertama kali ini kok. Haha…

Anggapan saya tentang Malaysia, khususnya Selangor langsung berubah total. Di Indonesia, saya sering dengar kalau warga Indonesia sering dijutekin sama pihak imigrasi. Oke, saya berani bilang, walaupun ini kedatangan pertama saya ke Selangor, tapi perlakuan yang saya terima selama hari pertama di sini sangat bertolak belakang dengan apa yang pernah saya dengar. Pendapat saya, sikap orang lain ya kembali lagi ke orangnya sendiri. Selama kita baik ke orang lain, pasti lah kita diperlakukan dengan baik pula. Begitu juga sebaliknya, jika niat kita baik, sudah seharusnya juga orang tersebut memperlakukan kita dengan baik pula. Betul tak? Setuju ke? Setujuuuu…

Baiklah. Kami melewati semua pemeriksaan dengan aman, nyaman tanpa kendala. Tapi selanjutnya kami kebingungan mencari kedai Kapitan Kopitiam, tempat peserta MSS lainnya berkumpul. Ah rupanya dekat kok tempatnya. Saya dengan segera mengenali salah satu peserta yang sudah saya kenali duluan dari blog walking, Alid Abdul. Proses berkenalan pun berlangsung sederhana. Bersalaman, sebut nama lalu cari tempat duduk. Penat sangat lah ni… (mulai pandai siket lah saye ni cakap Melayu :P )

Kami dibawa menuju hotel Carlton seusai melakukan briefing dan sesi foto-foto. Seru sekali dapat mengenal para peserta dan panitia secara langsung. Terlebih lagi ketika mengenal sosok Amelia Tan, seorang wanita energik yang telah berhasil mengumpulkan ketigapuluh blogger di tiga negara ini.

Mengenal mereka, saya merasa ‘menjadi’ beranekaragam itu adalah sebuah anugrah. Rugi sekali jika seseorang yang tidak mau/bisa menerima perbedaan karena keberagaman di antara kita. Seperti kata pepatah, “tak kenal maka tak sayang”. Jika tak kenal, pasti saja berprasangka buruk padahal sebenarnya apa yang dilihat tidak selalu seperti yang dirasakan. Orang yang ga kita kenal pada mulanya kelihatan sombong, tapi coba kenalan dulu dan lihat apa yang sudah kita ikatkan : sebuah hubungan yang saling memahami. Indah sekali.

Ngomong-ngomong tentang indah, saya takjub sekali dengan apa yang disuguhkan Selangor untuk saya dan para peserta lainnya. Saya benar-benar takjub melihat jalanan, tatanan kota dan lalu lintas yang rapi, tertib dan bersih. Hutan kota yang juga asri. Bangunan-bangunan dengan design megah dan rumah-rumah penduduk yang juga tertata dengan sangat rapi. Betul kata salah seorang kawan saya yang mengatakan bahwa saya pasti akan tercengang melihat ketertiban warga Selangor berlalu lintas. Ga akan ada kita lihat pesepeda motor dan mobil yang melanggar lampu merah. Ga ada sampah bertumpuk-tumpuk di pinggir jalan. Wulan, kawan saya itu memang benar.

Sedemikian tertibnya lalu lintas di sini, saya jadi bertanya-tanya dalam hati : “ada ga sih di Selangor ini pernah terjadi kecelakaan lalu lintas?”. Saya benar-benar merasa aman selama dalam perjalanan, tidak ada yang kebut-kebutan, tidak ada pelanggar lampu merah, tidak ada yang buang sampah sembarangan, dan saya sama sekali ga ingat selama dalam perjalanan di dalam bus mendengar ada suara klakson dari kendaraan lain. Sebegitu amankah berlalu lintasi negara ini? Sehingga kita tidak perlu lagi memperingati pengendara lain? WOW!

Masing-masing dari kami berbagi kamar dengan peserta lain. Room mate saya, Dylan berasal dari Selangor. Seorang mahasiswa jurusan designer grafis yang sangat berbakat di bidang fotografi. Agak iri juga sih ngeliat kamera DSLR-nya.. Hehe..

Kami bertemu lagi setelah beristirahat sebentar di kamar. Lalu berkumpul kembali untuk briefing. Kami juga mendapatkan sebuah kamera dari Pentax yang dibagikan untuk setiap peserta. Saya sendiri dibagikan sebuah kamera super canggih berwarna pistachio green. Kelebihan kamera Pentax Optio W90 ini adalah lensa 12.1 MP, waterproof, shockproof dan dustproof. Sangat cocok buat para backpacker atau untuk kegiatan outdoor.Terima kasih banyak untuk Pentax yang sudah membantu kami untuk bisa mengambil momen-momen penting selama enam hari ke depan.

I really love this Pentax Optio W90. (sigh)
I really love this Pentax Optio W90. (sigh)

i-City, City of Digital Lights

Dylan pernah bilang ke saya kalau i-City adalah sebuah kompleks yang pohonnya penuh warna. Saat itu saya pikir, di kompleks ini pohon-pohonnya ditambahi lampu-lampu berwarna-warni. Tapi ternyata saya keliru. I-City adalah salah satu produk tourism terbaru dengan atraksi lampu LED yang menghiasi seribu pohon buatan di areal 72 akre. Selain pohon, juga ada berbagai bentuk binatang yang seluruh tubuhnya berlampu dengan warna-warna yang memukau. Pohon-pohon hidup pun dihiasi dengan lampu-lampu yang kemudian saya menebak ini pastilah terinspirasi dari film Avatar =)

Lengkap! Selangor benar-benar lengkap! Ga perlu ke Orchard Road di Singapore untuk menikmati lampu-lampu yang indah. Cukup ke Selangor dan bisa nikmati semua keindahan lampu-lampu yang mewakili keberagaman penduduk Selangor. Di i-City kita bisa menikmati keberagaman kultur di Malaysia merayakan festival seperti Hari Raya, Tahun Baru Cina dan Deepavali. Semua ini bisa kita nikmati dengan gratis. Ditambah lagi dengan fasilitas koneksi tercepat yang i-City sediakan untuk semua pengunjung dan events yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Setelah menikmati makan malam di i-City, kami dibawa ke sebuah pasar yang disebut Uptown Shah Alam. Pasar ini bisa disebut layaknya pasar malam. Barang belanjaan seperti pakaian, tas, sepatu, barang-barang kebutuhan rumah tangga, binatang peliharaan, hingga jajanan yang murah meriah ada di pasar ini.

Kami mendapat sambutan dari Encik Aizul Hisham, managing director of Uptown. Bahkan pasar pun ada direkturnya. Setelah sepatah dua patah kata dari beliau, kami diajak berkeliling pasar. Kondisi pasar yang sangat teratur dan bersih. Barang yang dijual pun unik-unik. Bahkan di sini juga tersedia jasa pijat hidung dan atraksi sulap.

Uptown Shah Alam

Menikmati malam pertama di Selangor dengan kecanggihan giant LED screen and lights dan Uptown Shah Alam menjadi awal dari perjalanan penuh warna yang telah menggambarkan Selangor secara singkat.

Selangor is more colorful more than we ever imagine.

 

Penulis: Citra Rahman

Blogger cilet-cilet aka blogger ecek-ecek. :D

4 tanggapan untuk “The Amazing Selangor Story”

  1. Nice post. Dan saya tidak perlu ke Selangor untuk menikmatinya. Cukup membaca disini aku bisa merasakan bagaimana iCity dan Shah Alam. Mungkin yg kurang cuma gak bisa belanja aja ya kalo cuma baca. Hahaha.. *Oh damn, i really want that Holga T-shirt*. When will you go there again? May i ask you to buy me that shirt? Hahahaha..

Tinggalkan Balasan ke Abang Ben Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.