Walaupun disebut sebagai kota industri dengan kota metropolitan yang sibuk, tapi keteraturan, kebersihan, ketertiban dan kerapian tertata sangat bagus di Selangor. Yang paling menarik perhatian saya adalah mereka tetap menjaga kehijauan kota Selangor. Di sepanjang highway di kiri-kanan jalan selalu terlihat pohon-pohon yang menghutan tapi tetap asri dan rapi. Gedung-gedung pencakar langit yang megah, lalu lintas yang sangat tertib, hutan kota yang asri, jalanan yang bersih dan lalu lintas yang sangat sangat rapi. Ini mencerminkan masyarakat yang sangat peduli, paham dan taat pada peraturan. Sekilas, seperti itu lah yang dapat saya tangkap selama berada di Selangor.
Err…apa saya menulis hal yang sama seperti pernyataan di postingan di day 1? Ups..sorry la..LOL
Setiap hari, setiap kali kami keluar dari hotel dan melakukan perjalanan dengan bus, pemandangan itu menjadi pemandangan yang selalu kami lihat. Jadi hal ini selalu membuat saya kagum dengan kota ini.
School of Hard Knocks at The Royal Selangor
Perjalanan pagi ini, kami bergerak dari Hotel Carlton ke Royal Selangor. The Royal Selangor adalah sebuah bangunan yang di dalamnya dapat kita lihat sejarah pertambangan Pewter di Selangor sejak tahun 1885 yang ditemukan oleh Yong Koon. Di Royal Selangor ini juga dapat kita saksikan sejarah mata uang pada masa lalu dengan bentuk-bentuk yang unik. Pembuatan berbagai macam alat-alat rumah tangga seperti cerek dan cangkir. Bahkan perhiasan dan aneka souvenir unik dengan nilai seni yang tinggi diproduksi di sini.
Setelah menjalani tour singkat, kami diberi kesempatan untuk mengikuti School of Hard Knocks dan kami membuat sendiri bentuk cetakan dari sekeping logam yang sudah disediakan. Suasananya benar-benar riuh sekali. Kami mengetok kepingan logam di atas sebuah cekungan balok menggunakan palu yang juga terbuat dari kayu. Pukulan palu ke logam menimbulkan suara yang bising dan suasana kelasnya benar-benar terasa seperti di sebuah pabrik percetakan logam pada jaman dulu.
Pengalaman ini mengajarkan hal baru bahwa ga semua dapat dihasilkan dengan instan. Belajar dari sejarah ini saya makin menghargai bahwa ada orang-orang yang sudah bekerja keras untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai tinggi. Hasil ini yang mereka wariskan dan membawa hasil karya mereka mendapat tempat di mata dunia. Hasil tempahan pewter di Royal Selangor telah dipasarkan ke banyak negara. Mereka juga memiliki mug bir terbesar di dunia yang mereka pamerkan di luar gedung. Mug raksasa ini juga sudah mengilingi dunia untuk dipamerkan di Canada, Australia, Singapore dan China.


Yang paling saya suka di ruang pengolahan pewter ini menjadi produk-produk berkualitas adalah melihat para pekerjanya. Mereka dari berbagai ras tetap konsen bekerja dengan sangat tekun. Mulai dari penyedia minuman, pencetak alat penukar dan pengukir pada mug.
Royal Selangor dibuka setiap hari dari jam 9 pagi sampai 5 sore. Untuk bisa mengikuti tour dan kelas School of Hard Knocks di Royal Selangor harus menelepon terlebih dulu untuk registrasi. Lengkapnya bisa cek di situs Royal Selangor.
Genting Highland
Selesai belajar tentang sejarah pewter, kami berangkat ke Genting Highland. Saya sama sekali ga punya gambaran akan seperti apakah daerah wisata paling sering disebut oleh orang-orang ini. Saya juga ga tau seberapa jauh lokasinya dan akan menempuh medan seperti apa. Semakin lama rasa penasaran saya bukannya semakin berkurang. Tapi semakin bertambah karena yang saya lihat kami melewati pegunungan dan sesekali dari balik gunung terlihat gedung-gedung tinggi berwarna putih. Saya berpikir pasti itu semacam kota yang letaknya di atas pegunungan. Ternyata, itulah yang disebut Genting.
Perjalanan yang kami tempuh dengan bus sekitar 2 jam dari Royal Selangor menuju Genting Highland. Thanks to Gilbert yang mengemudikan bus dengan sangat konfidens. Lagi-lagi saya dibuat takjub dengan sistem lalu lintas Selangor yang sangat rapi. Maaf, kalau kawan-kawan bosan saya terus-terusan memuji perlalulintasan di Selangor. Memang sudah seharusnya tempat wisata itu didukung dengan sarana yang memadai seperti jalan, transportasi dan perhotelan. Semoga saja Aceh pada khususnya bisa belajar banyak tentang hal ini untuk memajukan wisata lokal.
Cuaca pada saat kedatangan kami waktu itu berawan dan disertai gerimis. Kami tiba di First World Hotel dengan guyuran hujan dan suhu udara yang sangat dingin. Dari balik gunung kabut merayap menutupi hijaunya pepohonan. Jika dilihat dari hotel, saya merasa seperti sedang di negeri di atas awan.
Kedatangan kami disambut oleh para petinggi hotel di Genting. Hari itu kami dijadwalkan akan makan siang bersama dengan Elizabeth Wong. Setelah beramah tamah dan menyampaikan penyambutan untuk blogger, kami pun menikmati makan siang dengan menu yang ‘first class’. Berasa seperti konglomerat kalau makan di sini. :p

Sesuai dengan slogannya : City of Entertainment. Kawasan perhotelan yang juga diklaim sebagai perhotelan terbesar di dunia yang memberikan fasilitas-fasilitas entertaiment yang lengkap. Ada theme park indoor dan outdoor. Shopping mall yang menyatu dengan theme park indoor dan ornamen-ornamen yang fantastis. Di Genting Highland juga menjadi tempat konsernya para artis mancanegara. Untuk tahun ini saja ada beberapa artis luar negeri seperti Lobow, Jeff Chang dan Fong Fei Fei yang akan konser di bulan Oktober dan November nanti.
Beruntung sekali saat kami berada di Genting, pada malamnya ada pertunjukkan yang bertajuk Dazzle, A Mystifying Journey yang menampilkan Astonishing Shadow oleh Sonny Fontana, Presto Quick Change oleh The Duo Presto, Mesmerizing Magic oleh Ernesto Planas dan Unbelievable Sculptures oleh Jerome Murat. Yang paling seru dan lucu adalah ketika Ernesto Planas mengerjai Spectre dengan permainan kecepatan tangannya. Yang membuat saya terkesima adalah pertujukkan Jerome Murat. Pantomim yang luar biasa unik yang dimainkan oleh seorang aktor yang memiliki dua kepala.


Oke, menceritakan dunia malam di Resort World Genting ga bakalan selesai. Selain shopping mall dan pavilliunnya yang megah, saya sangat menikmat pemandangan Genting dari jendela kamar hotel. Memandangnya saja sudah cukup adem.

Hmm..bagi pelancong yang mau rileks, saya rasa Genting Highland adalah destinasi yang tepat. Cukup duduk saja di depan kaca jendela dan menikmati sejuknya udara pegunungan dengan pemandangan hijau. (sigh) Tenaaang sekali rasanya…