Sekitar jam 1 siang aku tiba di dermaga boat di Pulau Balai. Aku kebingungan harus kemana, di depanku ada 3 persimpangan yang jalannya hanya terbentuk dari koral-koral. Tidak ada becak maupun angkutan lainnya yang lazim aku temukan seperti di daerah lain.
Beberapa meter dari dermaga aku bertanya ke salah seorang warga disitu arah mana untuk ke rumah Pak Nukman, teman Ayahku. Lalu aku ditunjukkan ke arah jalan yang paling cepat ke rumah Pak Nukman.
Ternyata jalan ke rumah Pak Nukman adalah jalan pintas yang menghubungkan kedua sisi pulau. Kurang dari 5 menit aku sudah sampai di sisi pulau berikutnya. Akhirnya aku menemukan rumah yang kutuju. Tepat di depan pintu gerbang Pelabuhan Feri. Tiga orang paruh baya sedang duduk ngopi di teras rumah yang berkanopi. Aku memberi salam dan beruntung sekali aku memang sedang berhadapan dengan beliau.
Setelah mengobrol sejenak sambil melepas penat, beliau menjamuku makan siang dan mengantarku ke rumahnya. Langsung tidur.
Sore Jumat | 21
Aku ngobrol dengan Pak Nukman membicarakan tentang perkembangan pariwisata di Pulau Banyak. Ada beberapa pulau tersebar yang sebelum konflik yang sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan asing. Seperti Pulau Palambak, Pulau Tailani dan Pulau Bengkaru. Namun semenjak konflik, krisis moneter dan kemudian bencana tsunami membuat parawisata di Pulau Banyak betul-betul drop. Benar-benar terhenti total.
Tapi keindahan panorama pantai dan taman bawah laut di di kepulauan ini masih tetap terjaga dengan baik. Aku sempat mengunjungi Pulau Palambak keesokkan harinya dan melihat langsung keindahan pulaunya.. Gila!!! Rasanya aku tidak mau kembali lagi ke Pulau Balai. Terlena akan panorama taman lautnya, pantai pasir putih, dan semua yang ada di pulau itu membuat betah!
Ah, bolehlah sekali-kali aku berandai. Yah..Jika seandainya aku punya dan dapat membawa uang banyak (oh kapankah?) ke Pulau Banyak maka aku akan liburan sepuasnya selama berminggu-minggu. Kira-kira kalo kulit sudah hitam baru deh balik ke Meulaboh. Huhu..
Pengennya sih..
Tapi semua pengalaman yang aku dapatkan selama di Pulau Banyak adalah hal yang sangat berharga. Banyak hal-hal baru yang aku temukan mulai dari keberangkatan dari Meulaboh. Ketika aku harus berurusan dengan sopir mobil yang menurunkanku di Subulussalam dan menghadapi sopir mobil yang akan membawaku ke Singkil. Sampai seterusnya hingga aku sampai dengan selamat di Pulau Balai.