Backpacker

Backpacker. Orang yang memanggul ransel untuk traveling baik untuk treking dan kemping ke gunung atau juga traveling untuk mengunjungi kota-kota. Biasanya yang berbackpacking adalah orang-orang yang tidak mau ribet. Cukup dengan satu ransel saja tanpa harus memberatkan diri dengan membawa koper-koper dan banyak perlengkapan seperti turis.

Saya sendiri juga sudah mencoba bertraveling ala Backpacker ini. Awalnya terinspirasi dari membaca novel yang berjudul Traveler’s Tale membuat saya nekad bepergian sendiri dengan ransel di punggung. Luar biasa!!! Kesan pertama begitu menggoda. Amat sangat menyenangkan.

Tentu saja semua harus dipersiapkan sejak satu bulan sebelum keberangkatan. Begitu yang saya pelajari. Sekalipun rencana traveling masih dalam provinsi tapi transportasi dan segala biaya-biaya harus diperhitungkan. Juga informasi tentang destinasi yang akan kita kunjungi.

Waktu itu saya mengunjungi Pulau Banyak di kabupaten Aceh Singkil. Saya mencari segala informasi yang berkaitan dengan Pulau itu. Tentu saja objek wisata masuk urutan paling atas. Transportasi menjadi kendala utama bagi saya selama berada di pulau itu. Karena menurut informasi yang saya dapatkan biaya transp
ortasi dari satu pulau ke pulau yang lain sangat mahal.

Saya memutuskan bepergian ala backpacker begitu selain praktis juga karena untuk menghemat biaya. Secara saya hanya karyawan kontrak yang berpenghasilan sebatas UMR saja makanya semuanya harus sesuai dengan budget yang tersedia. Terkesan maksa sih tapi ya saya harus coba ini. Dan syukurnya sukses.

Backpacking sungguh dan sangat menyenangkan! Saya menyarankan ini bagi anda yang berjiwa petualang dan ingin merasakan petualangan seorang diri atau bersama teman-teman dan menjalani kehidupan yang berbeda dari yang biasa anda jalani. Saya mendapatkan banyak sekali pencerahan dan banyak hal baru yang saya temui dan saya pelajari. Ini berbeda dengan ‘jalan-jalan’ yang mungkin sering anda lalui. Cobalah sesuatu yang berbeda. Memasuki suatu daerah asing yang tak pernah anda datangi dan mencoba hidup seperti kaum hippies. Tinggal di losmen murah ataupun di rumah penduduk. Makan dan minum di warung-warung pinggir jalan, bergaul dengan penduduk lokal dan belajar tentang kultur mereka.

Hahhhh…Saya jadi ingat kembali ketika saya di Pulau Banyak dulu. Ini sangat berkesan bagi saya. Mengobrol dengan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat di sana sungguh pengalaman yang luar biasa. Kehujanan ketika perjalanan pulang dari sebuah pulau lalu berhenti singgah di sebuah kerambah ikan kerapu. Melihat nelayan memberi makan anak-anak ikan kerapu dan tersenyum penuh arti melihat anak-anak yang berenang di laut yang biru. Lepas. Bebas. Juga ketika berjalan kaki di suatu sore mengelilingi pulau. Menyaksikan ibu-ibu yang pulang dari ladang dan tertawa lepas bersama dalam canda. Bertemu dengan teman-teman kecil saya yang luar biasa. Sungguh hebat anak-anak itu.

Sungguh berharga. Saya selalu ingin kembali ke sana lagi. Dan keinginan itu bertambah kuat saat menulis ini. Ya Tuhan… Hati saya menggebu…

Teman-teman kecil saya yang sudah bersedia menjadi penunjuk jalan.

Berdiri di sana Bang Jhoni dengan boatnya yang mengantarkan saya ke Pulau Palambak. Salah satu pulau yang paling dikenal oleh para turis manca negara. Sila buktikan di Google. Saat ini sudah ada dua bungalow yang berdiri di sana. Saya berharap para turis akan segera datang kesana.

Pembangungan sebuah bungalow di Pulau Palambak. Dari keterangan pemiliknya mengatakan bahwa bungalownya akan segera buka. Mungkin saat ini sudah bisa ditinggali.

Mau ?

Iklan
%d blogger menyukai ini: